Sejarah fotografi

temand-temand..
tiap saat saya menulis terus tentang berbagai macam apa itu fotografi dan hal-hal lain yg menyangkut di dalamanya.
tapi aku melupakan satu hal yg sebenarnya sangat penting di dunia fotografi, yaitu Sejarah berawalnya fotografi itu muncul.
padahal hal itu sangat penting, tapi kok aku ngelupain hal ini yah.(hehehehe)
tanpa orang-orang terdahulu yg menemukannya, pasti dunia fotografi yg sekarang tidak akan secanggih ini.
jadi, aku tuliskan artikel mengenai sejarah fotografi ini supaya orang-orang pecinta fotografer bisa tau sejarahnya, bukan hanya bisa pake kameranya aja..hahahaha.
.
jadi simak baik-baik yah,,
karena ini lumayan panjang..hehehe.


        Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.


Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:
By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).

dalam sejarah fotografi Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Dalam Sejarah fotografi mencatat Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, tapi kini kamera yg hanyab sebesar dompet aja bisa menghasilkan foto yg dapat dimuat di dalam koran atau spanduk yah...hehehe..:D

nah...
itulah yang bisa aku dapat dari sejarah awal fotografi di dunia ini.
\semoga sejarah ini bisa dipelajari dan juga diingaat.karena, fotografer sejati adalah fotografer yang tidak hanya tau tentang apa
itu kamera dan foto melainkan tau bagaimana kamera dan foto itu tercipta...hehehehe..:)
.
sekian..wassallamm.. 

Read more


Triangle of Photograph

Di dalam dunia foto terdapat sekali banyak istilah -istilah yg sering membingungkan kita.
namun istilah yang satu ini tak mungkin akan membingungkan kalian, karena ini adalah istilah penting di dalam dunia photograph yg bisa dikatakan komponen utamany sihh..(hehehehe.)
istilah itu adalah Triangle of Photography (segitiga fotografi)
Segitiga fotografi merupakan komponen penting dalam Dasar-dasar  ilmu fotografi yg mempunyai peranan penting dalam memberikan hasil yg baik pada foto kamu.
segitiga fotografi terdiri atas tiga komponen penting yaitu :
a. ISO (Kepekaan terhadap cahaya)
b. Diafragma/Apperture (Intensitascahaya)
c. Shutter speed (kecepatan lensa untuk membuka tutup terhadap cahaya yg masuk)
Di bawah ini aku jelasin satu-satu tentang apa itu ISO, Diafragma, dan Shutter speed :
1. ISO/ASA/DIN (ISO=istilah internasional, ASA=istilah jepang, DIN=istilah eropa, kesemuanya sama aja)
ini adalah standar internasional untuk “kepekaan film negatif/CCD menyerap cahaya”. tambah tinggi angkanya, tambah peka media tersebut menyerap cahaya. kalo jaman dulu kamu suka beli film negatif ke fuji, dengan ASA 200, ASA 400, dsb. ya itulah dia. karakternya seperti ini :

a. kalo kamu pake ISO tinggi (misal: ISO 800, ISO 1200, ISO 1600)
penyerapan cahaya makin peka. bagus buat night shot. kemungkinan gambar shaking akan lebih kecil, karena karakternya yg kuat menyerap cahaya, lo jadi bisa motret dengan speed tinggi yang mengurangi efek shaking dari tangan kamu yang bergeter saat motret.
kekurangannya, semakin tinggi kamu pake ISO, noise warna makin banyak karena sifatnya yang sangat peka itu. jadi, kalo kamu mau motret pake ISO tinggi, hasil cetakan foto akan lebih jelek kalo diperbesar. efek noise atau grainy-nya sangat mengganggu.

b. kalo kamu pakai ISO rendah (misal: ISO 200, ISO 100, ISO 75, ISO 25)
penyerapan cahaya makin kurang peka. bagus buat daylight shot, atau ketika cahaya cukup memadai. tapi begitu kamu motret di tempat yg rada gelap, akan sangat sulit buat kamu memotret dengan speed tinggi. kemungkinan shaking lebih besar, dan pemakaian tripod jadi sebuah keharusan.
tapi kelebihannya, semakin rendah kamu pake ISO, noise warna makin sedikit karena sifatnya yang tidak peka itu. jadi, kalo kamu motret pake ISO rendah, hasil cetakan foto jika diperbesar, akan tetep bagus dan bening. efek noise atau grainy-nya bisa dibilang tidak terlihat.
kelebihan kamera digital sekarang, kamu bisa men-set ISOnya kapanpun kamu mau. begitu cahaya rada gelap, naekin ISOnya. begitu terang, ya gak usah pake ISO tinggi2 tinggal di set aja di menunya. beda sama jaman film dulu, kalo kamu sudah beli film yg ISO 200, ya musti ganti film dulu buat ganti ISO.

2. aperture/bukaan diafragma (simbolnya: f/…)
diafragma, fungsinya sama persis dengan pupil mata kita. yaitu, mengatur seberapa banyak intensitas cahaya yang akan masuk jatuh ke retina-mata/film negatif/CCD untuk selanjutnya di olah di otak/memory-card sebagai sebuah visual/gambar. di dunia fotografi, ditetapkan angka2 tertentu untuk menentukan seberapa lebar bukaan diafragma. contohnya, ada bukaan f/2.8, bukaan f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22. setiap angka bukaan itu, punya karakternya masing2. yang perlu menjadi catatan penting di sini adalah, semakin kecil angka diafragma maka semakin lebar bukaan diafragmanya, dan semakin besar angka diafragma maka semakin kecil bukaan diafragmanya.
misal: angka 2.8 memiliki bukaan lebar, sedangkan angka 22 memiliki bukaan sempit.
bukaan lebar (misal: f/2.8), memiliki karakter yang akan membuat intensitas cahaya banyak masuk ke film-negatif. efek pada gambar adalah, objek fokus akan sangat detail sedangkan background/foregroundnya akan kabur/blur/bokeh. bukaan ini sering dipakai untuk foto potret dimanaa lo pengen gambar yang hanya tajam di objek dan kabur di backgroundnya.
bukaan sempit (misal: f/22), memiliki karakter yang akan membuat intensitas cahaya sedikit masuk ke film-negatif. efek pada gambar adalah, tidak hanya objek fokus yang akan sangat detail, background/foregroundnya akan juga ikutan detail. bukaan ini sering dipakai untuk foto landscape dimana kamu pengen gambar yang tajam dari ujung dekat ke ujung jauh.
ngerti cara kerja diafragma, berarti kamu harus paham apa itu Depth of Field (DOF). atau bahasa indonesianya, ruang tajam gambar. bukaan lebar, DOF akan semakin sempit. bukaan sempit, DOF akan semakin lebar.
nah, diafragma sama speed, hubungannya sangat kuat. semakin lebar bukaannya, maka semakin gampang kamu ambil gambar high-speed karena intensitas cahaya yang banyak. sebaliknya, semakin sempit bukaannya, akan terasa sulit mendapatkan high-speed karena intensitas cahayanya yang berkurang, yg mana pemakaian tripod untuk menghindari hand-shaking menjadi sangat mutlak.

3. speed
nah kalo yang ini, sudah pada tau lah artinya apa. adalah kecepatan interval mirror di kamera membuka dan menutup saat menangkap gambar. semakin cepat speednya, kamu bisa dapet gambar yang freeze/beku.
kalo kalo motret air mancur dengan speed tinggi, gambar airnya bakalan dapet bulet2 gitu kayak gambar air.
kalo kamu pake low-speed, kamu bakalan dapet gambar dengan efek gerakan,

nah, yang terakhir untuk kesimpulan dari segitiga fotografi:
4. metering
usahain saat motret, metering ada di posisi nol. nggak mutlak sih, tapi untuk dapet cahaya yg pas, mending diusahain di posisi nol. metering, cuma ada di kamera SLR. nah.... usahain, pointernya ada di tengah. kalo pointernya agak menjorok ke arah plus, berarti hasil gambar lo akan Over Exposure (terlalu terang). kalo pointernya agak menjorok ke arah minus, berarti hasil gambar kamu akan Under Exposure (terlalu gelap). pengaturan metering adalah dengan cara maen2in bukaan diafragma, speed, dan ISO-nya, diturunin atao dinaekin, terserah kamu pengen jadi gambar gimana.
sebenernya, di jaman digital gini dimana kamera semakin canggih, masih ada satu bahasan lagi tentang dasar-dasar fotografi, selain segitiga fotografi yang aku terangkan di atas, yaitu:
5. white balance (WB)
white balance adalah seberapa besar kamera menyesuaikan sensitifitasnya terhadap cahaya yang ada (available light) untuk menyamakan warna putih yang “sebenarnya” pada kondisi cahaya tertentu, agar bisa mendapatkan warna-warna yang true color. sayangnya, kamera2 jaman dulu belom ada fitur setting WB ini. tapi, untuk kamera2 digital jaman sekarang, udah ada.
ngomongin white balance, musti tau dulu definisi apa itu “warna putih sempurna”. ketika sebuah besi baja dibakar, maka baja tersebut akan berubah warna sampai memerah, jika terus dibakar maka baja tersebut semakin panas hingga berwarna putih, dan jika masih terus dibakar maka akan berubah berwarna biru.
nah warna putih sempurna, akan didapatkan ketika baja tersebut dibakar berubah menjadi warna putih suci. kalo gue nggak lupa (CMIIW), suhu baja tersebut saat berwarna putih adalah berkisar antara 5200-5400K (derajat kelvin). nah, itu yang dinamakan putih sempurna. kalo warna putihnya kemerahan, berarti suhunya di bawah 5200K. kalo warna putihnya kebiruan, berarti suhunya di atas 5400K.
saat memotret, kita akan mendapatkan kondisi sumber cahaya yang berbeda-beda, yang mana akan berpengaruh pada objek yang warna putih. kalo setting WB kita asal2an, atau kita set auto, kadang kita nggak puas sama warna yang kita mau, alias warnanya nggak keluar. kalo kita nggak nge-set WB secara manual, kadang warna putih yang kita dapatkan akan kebiruan, atau kemerahan. di saat seperti itu, kita perlu setting WB secara benar. di setiap kamera, cara setting WB berbeda-beda, bisa dibaca di manualnya masing2.


nah....itu adalah sedikit yang aku tau tentang segitiga fotografi.
bagi kalian para pemula (Seperti saya ini..hahahhaa) dipersilahkan membaca ataupun mengutip artikel ini sebagai bahan referensi kalian..
tapi..
jangan lupa cantumin source kalian ya..thanksszz..:)

Read more


D700 gantikan D90, untuk lawan EOS 60D


Hari ini Nikon merilis kamera DSLR kelas menengah baru yang bernama D7000. Kamera yang ditargetkan untuk menggantikan D90 yang begitu populer selama 2 tahun kebelakang ini kini dijual sedikit lebih mahal dengan harga 12 jutaan body only. Hadirnya Nikon D7000 ini bisa diduga adalah jawaban Nikon atas lahirnya Canon EOS 60D dimana keduanya berbagi kemiripan spesifikasi, punya harga jual yang sama dan sama-sama tergolong kamera semi profesional di kelas sensor APS-C. Nikon sendiri sejak hadirnya D5000 tampaknya sudah konsisten untuk menamai jajaran kamera DSLRnya dengan empat digit angka yang lebih aman untuk antisipasi penamaan kameranya hingga beberapa generasi mendatang.


Kalau sebelumnya Nikon mengejutkan pasar dengan membuat D3100 yang pertama memakai prosesor Expeed 2, 1080 HD video dan AF saat video, kini D7000 juga mengusung fitur serupa. Nikon D7000 ini sudah mengikuti tren dengan kemampuan merekam video berformat HD movie 1080p 24fps dengan auto fokus secara kontinu dan keleluasaan mengatur setting video secara manual. Namun andalan Nikon D7000 bukan cuma dalam hal video saja, justru sebagai kamera semi-pro D7000 lebih ditargetkan untuk memanjakan fotografer yang serius menekuni hobi fotografi dengan sederet fitur kelas atas dengan harga yang masih cukup terjangkau.


Berikut fitur dasar dari Nikon D7000 :
  • sensor 16.2 MP, CMOS, APS-C (format DX, crop factor 1.5x)
  • ISO 100-6.400, bisa dipaksa hingga ISO 25.600
  • LCD 3 inci resolusi tinggi
  • burst 6 fps (tidak bertambah cepat bila memakai baterai grip MB-D11)
  • usia shutter teruji hingga 150ribu kali
  • shutter 30-1/8000 detik, sync 1/250 detik (1/320 detik untuk FP)
  • weather proof, magnesium alloy body
  • kemampuan untuk wireless flash commander
  • pentaprisma, 100% finder coverage, 0.94x
  • dual SD slot (kalau di D300s pakai SD-CF slot)
  • Multi-CAM 4800DX, 39 titik AF (9 diantaranya cross type), 3D AF tracking
  • 2016 pixel AE metering (pertama dalam sejarah Nikon)
  • prosesor Expeed 2
  • 14bit A/D (seperti D300)
  • HD movie, 1080p – 24fps / 720p – 30fps, H.264 codec
  • AF saat video, maksimum rekam 20 menit
  • Fine tune AF (seperti D300)
  • Virtual horizon (seperti D300)
  • EN-EL15 baterai Lithium baru
  • paket body only atau dengan lensa kit AF-S 18-105mm VR



Ditinjau dari spesifikasi di atas nampak kalau hampir untuk semua aspek terdapat peningkatan signifikan dibanding D90, bahkan menyerupai fitur pada D300. Maka itu rasanya wajar bila pemilik D90 pun bakal tergoda untuk upgrade ke D7000 ini. Bodi kamera ini sepintas masih mirip dengan D90 dengan perbedaan adanya tombol khusus untuk live-view dan movie (persis seperti pada D3100).  Nikon D7000 punya tata letak tombol sebelah kiri yang sama seperti D90 yaitu untuk mengakses MENU, WB, ISO, dan QUALity. Namun pada D7000 disediakan tombol putar untuk mengakses mode pemotretan S, CL, CH seperti pada D300 (tombol putar semacam ini tidak ada di D90). Pada mode dial D7000 tidak lagi diberikan beberapa Scene Mode seperti Landscape, Macro dsb. Sebagai gantinya, tersedia satu pilihan Scene Mode, dua User Profile yang bisa disimpan (U1 dan U2) untuk melengkapi mode P, A, S, M dan AUTO.
Hadirnya kamera DSLR D7000 ini tak pelak menimbulkan spekulasi bahwa Nikon kemungkinan akan menamatkan kisah DSLR ‘tanggung’ D5000 dan juga DSLR pro di kelas DX yaitu D300s karena kemiripan fiturnya dengan D7000. Bila ini benar terjadi, maka para pemula akan digiring untuk memilih D3100, yang lebih serius di kelas DX silahkan untuk meminang D7000 ini dan untuk kelas profesional langsung saja menjajal kamera FX seperti D700 atau D3/D3x/D3s.

wahh...
pasti seru yah jika kedua kamera tersebut jadi diadu oleh para fotografer handal....(hahaha)
jadi,,,,jika anda penasaran dengan hasilnya, silahkan cari barang ini di toko-toko camera terdekat / di website-website terpercaya di dunia...









Dimodifikasi dari :http://gaptek28.wordpress.com

Read more


Typografi Desain Grafis

salah satu elemen desain grafis adalah huruf atau font. font menjadi sangat penting karena mewakili isi yang akan disampaikan oleh pemberi pesan. dengan font tersebut desainer dapat menuangkan pesan yang ingin disampaikan.
Agar pesan dapat sampai dengan lebih efektif kepada pembaca pesan maka perlu diperhatikan pemilihan jenis font yang tepat dengan isi pesan yang ingin disampaikan. hal ini sangat penting karena font yang dipilih dapat mewakili atau menggambarkan isi pesan yang disampaikan.

Tersedia banyak sekali font yang bisa kita pilih untuk mewakili karakter pesan. kita dapat mengunjungi
http://www.redsun.com/ http://www.fontface.com/main.html http://www.fontframe.com/ . Perlu pemilihan yang cermat agar desain kita bisa benar-benar harmonis antara pemilihan kata dengan pesan yang ingin disampaikan. jangan sampai karena kita suka dengan font tertentu kemudian asal pakai pada setiap desain kita. itu tidak baik untuk hasil karya kita loh..

ada beberapa macam format font digital dalam ilmu desain grafis, diantaranya :

1.Postscript Fonts
Format font yang memiliki dua bagian, yaitu screen fonts dan printer fonts. Printer Fonts pada prinsipnya adalah bentuk out,ine yang kemudian diisi dengan titik-titik semprotan tinta pada bentuk outline tersebut. Proses ini disebut rasterization. Proses pengisian titik-titik tersebut pada komputer menggunakan perhitungan khusus yang disebut PostScript, oleh karena itu disebut PostScript Fonts.
Contoh PostScript Fonts misalnya Kozuka Gothic Pro B, Kozuka Gothic Std R, Adobe Song Std L, Century Old Style, dll

2. TrueType Fonts
TrueType Fonts awalnya diproduksi oleh Apple, kemudian menjadi standar pada sistem Windows dan MacIntosh. Keuntungan TrueType Fonts adalah ia hanya memiliki satu file untuk semua ukuran font.
Contoh TrueType Fonts misalnya: Arial Black, Albertus, AvantGarde Md BT, Tahoma, Verdana, dll.

3. OpenType Fonts
Format ini dibuat atas kerjasama antara Microsoft dan Adobe. Opentype Fonts juga dapat diterima oleh sistem MacIntosh.
Contoh OpenType Fonts misalnya Myriad Pro Black Bondensed, Myriad Light Condensed, Lytos Pro Regular, Lytos Extra Ligth, dll

4. Multiple Master Font
Font Type 1 yang lebar dan ketebalannya dapat dimodifikasi langsung dari master desainnya. Keuntungan dari penemuan teknologi ini adalah kita membeli satu lisensi font dan kita dapat memodifikasinya tanpa merubah bentuk asli font tersebut.manufaktur dari font ini adalah Adobe Corp.
Contoh Multiple Master Fonts ialah ITC AvagarMM, ITC AvantGarde Gothic MM









Read more


Apa ya Desain Grafis itu??


Desain adalah proses – cara – perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang
Grafis adalah goresan yang berupa titik atau garis yang berhubungan dengan cetak-mencetak
Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversiv atau sesuatu yang mudah diingat. (Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/)



Ruang Lingkup
Desain Grafis adalah cabang ilmu dari Senià Desain
Itu “Komputer Grafis” bukan “Desain Grafis”
Dari Desain Grafis ke Desain Komunikasi Visual



Seorang Desainer harus ditopang oleh minimal lima dimensi keilmuan:
1. Wawasan Teknologi

2. Wawasan Sains

3. Wawasan Seni

4. Wawasan Sosial dan Budaya

5. Wawasan Filsafat dan Etika

Read more


Etika Fotografi...Pentingkah??

kalian tau gag..
saking asyiknya kita motret-motret thu bisa buat kita lupa akan segalanya.
termasuk lupa  sama orang di b elakang kite, di samping kita, tapi yang di depan ga bakalan dilupain..hehehe.(yaiyalah, ngalang.in aku motret-motret tau)..:D

jadi dibawah ini kita ulas apa Etika dalam fotografi itu penting..

 Sebagai makhluk sosial, dan sebagai fotografer, kita tidak luput dari hubungan manusia. Bila kita hobi memotret, maka kita akan berhubungan langsung dengan modelnya. Kalaupun hobi kita foto pemandangan, tetap saja kita harus berhubungan dengan orang lain di lokasi  untuk mendapatkan informasi atau bantuan.
Maka dari itu masalah etika, adalah masalah yang penting. Namun topik ini biasanya jarang di bahas, fotografer biasanya lebih tertarik membahas soal kamera, lensa, pencahayaan dan lain lain.

Maksud dari etika itu adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita.

Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah  dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut.

Saat foto potret, seringkali model kita tidak berpengalaman atau kaku di depan kamera. Hal ini wajar, dan bisa diatasi dengan banyak berkomunikasi dengan mereka. Banyaklah bertanya kepada mereka, tentang hal-hal yang berkaitan dengan mereka, misalnya bila ia seorang musisi, maka tanyakanlah tentang hal berbau musik, atau paling tidak hidup mereka secara umum. Hindari perbincangan tentang hal-hal negatif seperti perang, dan hindari topik SARA.
Seiring dengan waktu, dengan berkomunikasi dengan mereka, mereka akan merasa lebih nyaman. Saat berinteraksi dengan mereka, Anda bisa memperhatikan bahasa tubuh mereka, sehingga memiliki ide sudut pandang  dan pose yang terbaik untuk mengambil foto. Hasilnya adalah foto yang lebih alami dan lebih cocok dengan karakter mereka.

 
Dengan berkomunikasi dan berusaha mengenal keluarga multikultural ini, mereka menjadi nyaman akan kehadiran saya, alhasil saya bisa mengambil foto ini. Saya menyukai foto ini karena secara alami melukiskan cinta ibu terhadap anak dan kesibukan sang ayah di depan komputer


Maka dari itu, untuk foto potret, aku lebih menyukai foto sendiri daripada foto bersama kelompok fotografer lainnya. Dengan kehadiran banyak fotografer atau asisten dengan peralatan-peralatan yang rumit, kesempatan untuk berkomunikasi dengan model menjadi hampir tidak ada. Malahan yang terjadi adalah model akan merasa semakin tidak nyaman dan ini akan tercermin pada raut muka dan bahasa tubuh mereka.

jadi singkatnya, kita sebagai mahlukm sosial juga perlu memperhatikan situasi disaat kita dalam kondisi segenting apapun.
meskipun itu di deadline sesingkat mungkin, jangan lupa akan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di sekitar sebagai objek setting kita..


hehehehe..
sudah tau kan hal-hal apa yang harus diperhatikan?...
jangan sampe kita ga perhatiin di sekitar kita ya kalo lagi motret..hehehe.
wasalammm..:)

Read more


Fotografi = Menggambar Cahaya?

Fotografi pada dasarnya adalah proses membuat gambar dengan merekam cahaya, tapi banyak yang mengaku menguasai fotografi, tapi tidak peka dan tidak mengetahui bagaimana mengunakan cahaya. Fenomena ini ibaratnya seperti pelukis yang tidak bisa mencampur cat minyak dan menuangkannya kedalam kanvas saat dia melukis.

Hal ini tidak terlepas karena kemajuan teknologi kamera digital. Kamera di jaman sekarang hampir semua yang ada memiliki mode auto atau semi auto. Dimana kita membiarkan kamera untuk memutuskan berapa cahaya yang masuk. aku gag nyalahin penggunaan teknologi yang membuat pengambilan foto menjadi lebih praktis dan akurat sesuai realitas yang ada, tapi bila kamu pengen hasil fotomu  dapat menginspirasi banyak orang, maka kamu perlu belajar melihat cahaya.

Tanda-tanda kalo kamu udah bisa melihat cahaya antara lain: Mampu melihat kontras (perbedaan intensitas cahaya dan warna) dan Mampu melihat arah cahaya (depan, belakang, samping, atas, bawah).
Sekilas, ini sederhana, tapi tanpa latihan, sulit menguasai ilmu ini. Saranku adalah letakkan kameramu, dan pergilah jalan-jalan, amati baik-baik lingkunganmu dari segi kontras dan arah cahaya. Coba visualisasikan foto yang ingin kamu ambil.

Selanjutnya, ambillah kameramu (yang ada mode manualnya). Set kamera itu ke manual (M) mode dan ambillah foto secara mengevaluasi cahaya yang ada. kenapa mengunakan mode manual ? karena di mode ini kamulah yang membuat keputusan berapa besar dan berapa lama cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera.
Selanjutnya, ubahlah fotomu ke foto hitam putih. Dan dari situ, coba perhatikan apakah foto itu menarik?, bila foto tersebut memiliki kontras yang rendah, atau arah cahaya yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada, maka besar kemungkinan kamu masih belum berhasil dalam mengunakan cahaya dengan baik.


nah...
maka dari itu teruslah berlatih agara kalian bisa mendapat hasil yang bagus dan memuaskan.
seperti cahaya matahari yg tak pernah redup dalam menyinari bumi..
seperti itulah kalian tak pernah berhenti menggambar cahaya..:)
.
wasalamm...

Read more


Belajar Fotografi??..Siapa takutt.!!

Belajar fotografi adalah sesuatu yang kompleks. Maka dari itu banyak orang mungkin kebingungan bagaimana cara belajarnya..dan terkadang malahtakut buat praktekinnya..(hahahaha..takut thu sama tuhan..:p)
jadi, artikel ini berusaha membantu bagi kamu yg kebingungan atau bahkan takut untuk memulainya.

aku membaginya kedalam 10 langkah penting.
so...chek this out..:)


Pertama-tama kita memerlukan kamera. Berdasarkan ukuran sensor, kamera terbagi dua, kamera saku dan kamera DSLR. Lalu apa bedanya kamera saku dan kamera DSLR? Saya cuma mampu membeli kamera saku, apakah aku tidak bisa belajar fotografi dengan kamera saku? Jangan takut, meski murah, kamera saku memiliki kelebihan tersendiri dan jangan jadikan halangan untuk belajar fotografi.

Kedua kita perlu belajar tentang eksposur cahaya. Inti dari fotografi adalah eksposur, atau total cahaya yang masuk ke dalam sensor peka cahaya. Karena cahaya tersebutlah, foto itu terbentuk. Peran kita sebagai fotografer adalah mengendalikan jumlah cahaya yang masuk dengan mengubah besarnya bukaan lensa, kecepatan rana dan ISO. Tiga elemen ini saya sebut sebagai segitiga emas fotografi.

Ketiga, kita tentu harus mempelajari kamera kita, terutama mode-modenya, pengukuran cahaya (metering) dan auto fokus.

Keempat, kita perlu tahu apa itu kedalaman fokus (depth of field) dan apa faktor-faktornya.

Kelima, kita harus tau bagaimana mengambil gambar yang tajam dan tidak kabur.

Keenam, kita harus mempelajari komposisi foto yang baik dan menarik.

Ketujuh, kita harus mempelajari karakter cahaya terutama arah dan intensitas cahaya.

Kedelapan, kita harus belajar antisipasi dan mengambil foto pada waktu yang tepat.

Kesembilan, kita harus belajar bercerita lewat foto, entah dengan satu foto atau satu seri foto.

Kesepuluh, kita harus belajar mengolah foto dengan efek digital. Olah foto di era digital mudah dipelajari dan membuka bab baru dalam fotografi digital.


Demikian hal-hal yang aku ulas mengenai hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk para pemula yang baru belajar fotografi (Seperti aku ini..hehehe)
jadi, janganlah takut untuk berkreasi dan praktekanlah dengan baik.
karena jika hasilnya baik, kamu pasti  sangat puas dan bangga dengan hasil potretanmu.:)

Read more


8 langkah utama sebelum kamu motret

Hai-hai para pencinta fotografi,..
berikut ini aku mempunyai tips-tips, atau bisa di bilang langkah-langkah sihh untuk memotret..hehehe.:)
meskipun ini hanya ini yang bisa saya dapat dari beberapa sumber dan mungkin hanya sedikit dan tidak ada apa-apanya semoga bisa membanru anda bagi para pemula (seperti saya ini..hehehe) untuk menjajal memotret dengan baik dan mungkin bisa buat kamu puas.

1. Temukan subjek yang menarik

Cobalah untuk memilih subjek yang menarik, misalnya di jalan-jalan yang sibuk, usahakan mengambil foto potret dari orang, sebuah bangunan, mobil atau sebuah aktifitas. Berhati-hatilah untuk tidak memasukkan terlalu banyak elemen dalam foto tersebut. Terlalu banyak detail akan membuat orang yang melihat foto menjadi bingung tentang apa yang ingin Anda sampaikan.

2. Kualitas dan arah cahaya

Mengetahui kualitas dan arah cahaya sangat memperngaruhi suasana foto. Secara umum, ada tiga jenis cahaya
Cahaya yang keras (hard light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif kecil / terkonsentrasi. Misalnya: cahaya matahari, lampu kilat kamera, senter.
Cahaya (soft light): Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif besar. Contohnya soft box, reflektor, permukaan langit-langit.
Yang terakhir adalah cahaya yang menyebar (diffused light). Cahaya model ini berasal dari sumber cahaya yang relatif sangat besar. Misalnya langit di saat mendung atau tertutup awan.
Arah cahaya (depan, belakang, samping, atas, bawah) juga merupakan aspek yang penting untuk memberikan kesan tertentu. Perhatikan baik-baik arah dan kualitas cahaya.
 
Cahaya yang keras (hard light) memberikan suasana yang dramatis dan menonjolkan karakter subjek


3. Komposisi

Langkah pertama dalam membuat komposisi yang baik adalah memulai dari memilih latar belakang. Latar belakang yang bersih / polos adalah langkah awal yang baik. Kemudian posisikan subjek dalam lapisan-lapisan. Aturlah sedemikian rupa sehingga komposisi foto terlihat menarik.
kalo kamu baru memulai fotografi, kamu selalu bisa mempelajari rumus-rumus komposisi sebagai acuan. Banyak aturan komposisi yang bisa bantu kamu membuat komposisi yang menarik seperti rule of thirds, golden rasio, skala dan lain-lain.

4. Pilih bukaan / aperture

Bukaan lensa menentukan berapa banyak cahaya yang masuk ke bodi kamera. Bukaan juga mengatur kedalaman fokus (depth of field). Semakin besar bukaan lensa, semakin tipis kedalaman fokus dan sebaliknya. Kita harus menentukan apakah foto yang kita ambil memiliki kedalaman fokus yang tipis atau dalam.
Secara umum untuk foto potret, kita ingin kedalaman fokus yang tipis sehingga potret tersebut terlihat lebih artistik, sehingga bukaan yang kita pilih seharusnya besar. Tapi kalau kita foto pemandangan, kita biasanya ingin semua elemen dalam foto terlihat jelas dan fokus, maka bukaan yang kita pilih seharusnya kecil.

5. Pilih kecepatan rana / shutter speed

Kemudian, kita harus menentukan apakah kita mau membekukan subjek foto, atau merekam pergerakan subjek. Bila kita ingin membekukan subjek, kita harus dengan mengeset shutter speed dengan teliti.
Untuk mencegah blur karena tangan + kamera kita bergoyang, kita juga harus mengikuti aturan 1 / ukuran fokal lensa. Kemudian kita amati berapa cepat subjek foto bergerak. Subjek foto yang bergerak dengan kecepatan tinggi membutuhkan kecepatan rana yang sangat cepat.

6. Memilih lensa dan fokal lensa yang optimal

Tidak semua lensa itu menghasilkan hasil yang sama. Ada lensa lebar, lensa standard dan lensa telefoto. Setiap fokal lensa memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Lensa lebar memberikan kesan dimensi, distorsi, dan kedalaman fokus yang dalam. Di lain pihak, lensa telefoto membuat foto menjadi dua dimensi (efek kompresi), membuat kedalaman fokus menjadi tipis dan membesarkan subjek yang jauh.
Cobalah foto dengan lensa yang berbeda-beda dan fokal lensa yang berbeda-beda untuk semakin memahami efek-efek yang ditimbulkan tiap-tiap lensa.

7. Tentukan ekposur yang optimal

Kamera biasanya menentukan secara otomatis ekposur yang optimal. Tapi kadang setting yang dibuat kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Misalnya, bila kita ingin membuat foto low key (foto yang bernuansa gelap) atau high key (foto bernuansa terang), kita harus mengatur setting kamera sendiri supaya optimal.
Tentukan setting eksposur kamera tergantung dari hasil akhir yang Anda visualisasikan dengan mode manual atau gunakan fungsi kompensasi ekposur, saat mengunakan setting otomatis atau semi otomatis (P,S,A)

8. Timing

Putuskan juga apakah waktu dalam pengambilan gambar penting atau tidak. Untuk foto still life (subjek tidak bergerak), timing mungkin tidak terlalu penting. Tapi untuk candid terutama foto olahraga, timing menjadi sangat penting. Bila demikian, berlatihlah untuk bisa mengambil foto dengan timing yang tepat. Latihan antisipasi, kesabaran dan kuasailah kamera/alat fotografi Anda sehingga bisa mengambil foto dengan timing yang optimal.


nah...
di atas adlah 8 yang aku peroleh tentang apa-apa saja yg yg perlu diperhatikan sebelum kamo motret.
so..
diperhatikan baik-baik dan kalo bisa dipraktekan ya..
tidak pake SLR juga bisa buat latihan saja..hehehehe..
wassalammmm..:)










Dimodifikasi dari: http://www.infofotografi.com

Read more


NIKON D90 vs CANON 50D???

      Persaingan di kelas DSLR kelas menengah semakin meriah dengan hadirnya dua produk anyar dari sang dua besar : Canon dan Nikon. Melanjutkan sukses EOS 40D, Canon kini membuat penerusnya yang dinamai EOS 50D. Sama seperti Canon, Nikon pun membuat penerus dari D80 yang kini diberi nama D90. Baik Canon EOS 50D dan Nikon D90 keduanya diluncurkan pada saat yang hampir bersamaan, yaitu 26-27 Agustus 2008 sehingga tampak sekali persaingan yang amat sengit antar kedua kubu ini.
Canon EOS 50D vs Nikon D90 
 
Pertama, Canon EOS 50D sebagai andalan Canon untuk mengisi kelas menengah, ditujukan bagi mereka yang menginginkan kamera DSLR Canon yang terbaik di kelas sensor berukuran APS-C. Selain memakai sensor CMOS 15 MP, 50D hampir tidak terlalu banyak memyempurnakan spesifikasi pendahulunya yang memang sudah amat baik. Perubahan paling mendasar (selain resolusi 15 MP) adalah penggunaan engine Digic 4, ISO 3200 (sebelumnya 1600), layar LCD 3 inci resolusi tinggi, contrast detect live-view (sebelumnya hanya ada phase detect),  dan sedikit lebih lambat dalam continuous shooting (6,3 fps dibanding 6,5 fps). Bahkan dari segi desain bodi pun 50D ini hampir serupa dengan 40D, baik tampak depan maupun belakang. Sebagai lensa kitnya, Canon memperkenalkan lensa baru EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS.


Tampak atas


Selanjutnya, target Nikon D90 ini adalah sebagai perpaduan antara D60 dan D300, dimana segala hal yang berkaitan dengan kemudahan pemakaian (user friendly) dari D60 dapat ditemui di D90. Demikian pula dengan kemampuan D300 (sebagai DSLR terbaik di kelas DX) diwariskan di D90 ini seperti kemampuan 3D tracking AF dan layar LCD resolusi tinggi. Hanya saja jangan harap keunggulan D300 berupa 51 titik AF akan diwariskan di D90, sebagai gantinya D90 memiliki 11 titik AF saja. Beberapa hal yang membedakan D90 ini dibanding pendahulunya adalah pemakaian sensor CMOS (sebelumnya CCD) beresolusi 12 MP, Expeed engine, ISO 3200 (sebelumnya 1600), live-view dengan kemampuan merekam video HD (pertama dalam sejarah), layar LCD 3 inci (sebelumnya 2,5 inci), anti debu dan kemampuan Geotagging dengan modul GPS tambahan. Sebagai lensa kitnya, Nikon memperkenalkan lensa DX 18-105mm f/3.5-5.6G ED VR AF-S.
Lantas, bagaimana kedua DSLR kelas menengah ini bersaing secara head to head? Mereka berbagi kelas yang sama, dengan viewfinder prisma dan layar LCD 3 inci yang sama-sama beresolusi tinggi, dengan sama-sama memiliki sensor CMOS berukruan APS-C, sama-sama memiliki fitur live-view, dan sama-sama tersedia fasilitas wireless flash commander. Namun tetap saja keduanya memiliki kelebihannya masing-masing :


  • Resolusi : Apakah anda menganggap 15 MP lebih baik dibanding 12 MP? Bila iya, maka EOS 50D bolehlah dianggap lebih unggul dibanding D90. Saya mengangapnya 15 MP tidak lebih baik dari 12 MP, sehingga saya pribadi menganggap keduanya draw.
  • Auto fokus : Tampaknya, keunggulan D90 bukan cuma dalam jumlah titik fokusnya yang punya 11 titik (dibanding 9 titik pada 50D). Keunggulan utama D90 adalah adanya warisan fitur D300 yaitu 3D tracking AF yang mampu mengikuti pergerakan objek yang cepat.
  • Kinerja : Continuous shooting 50D mampu mencapai 6,3 fps, sementara D90 ‘hanya’ sanggup hingga 4,5 fps. Sementara itu shutter tercepat 50D juga bisa hingga 1/8000 detik dan D90 lagi-lagi kalah dengan ‘hanya’ 1/4000 detik. Meski demikian, usia shutter keduanya sama yaitu teruji hingga 100 ribu jepret. Kemampuan ISO tinggi 50D hingga ISO 3200 namun bisa diangkat ke level 1 (ISO 6400) dan level 2 (12800), sementara D90 juga mampu hingga ISO 3200 dan bisa diangkat 1 level ke ISO 6400.
  • Fitur modern : Meski keduanya sama-sama dilengkapi fitur modern yang lengkap, seperti sistem anti debu pada sensor, dan live view, namun D90 unggul dalam hal movie mode beresolusi HD 720p dan geotagging melalui penerima GPS terpisah.

Untuk siapakah kamera-kamera ini?
EOS 50D ditujukan bagi mereka yang mencari kamera DSLR Canon terbaik di kelas sensor berukuran APS-C. Ya, crop factor 50D tetaplah 1,6x seperti pada 40D ataupun kasta dibawahnya 450D/1000D. Bagi yang ingin menikmati sensor Full Frame terbaru dari Canon, tunggulah kehadiran Canon EOS 5D mark II yang tak lama lagi akan segera keluar.
Nikon D90 lebih ditujukan bagi mereka yang tidak memerlukan fitur berlebih dari kamera DSLR Nikon terbaik di kelas sensor berukuran APS-C yaitu Nikon D300, namun juga tidak ingin dibatasi oleh minimnya fitur pada Nikon D60. Apalagi Nikon D80 telah cukup ‘tua’ sehingga banyak fiturnya yang terasa tertinggal, sehingga hadirnya D90 dirasa dapat melengkapi jajaran DSLR Nikon utamanya di kelas menengah. Anggaplah D90 ini adalah versi minimalis dari D300, meski keduanya sama-sama kamera DSLR kelas menengah berformat DX yang memiliki crop factor 1,5 x. Bagi yang ingin menikmati sensor Full Frame dari Nikon, bisa mempertimbangkan Nikon D700 yang sepintas tampilannya amat mirip seperti Nikon D300.



Dan pemenangnya adalah….
Sulit untuk menentukan, alapagi keduanya belumlah tersedia di pasaran. Kita nantikan review lengkap dari para pakar. Namun sepintas tampaknya Nikon D90 sedikit lebih unggul dibanding EOS 50D dengan kemampuan auto fokusnya yang superior, fitur movie mode dan Geotagging via GPS. Menurut anda, siapakah yang lebih layak dinobatkan sebagai pemenangnya?
silahkan menjajal kedua kamera ini dan rasakan kedua perbedaannya..:)







Read more


Nikon D5000, D90, dan D80

NIKON D5000


Nikon D5000, Spesifikasi dan harga. Kamera DSLR Nikon D5000 adalah kamera entry-level yang unik. Ia memiliki layar LCD yang dapat diputar hingga 180 derajat dan dapat dibuka tutup. Kamera DSLR ini pertama kali diumumkan secara resmi pada bulan April 2009 lalu dan disebut-sebut sebagai versi ringan dari Nikon D90.

Nikon D5000 DSLR

Nikon D5000 mengusung kapasitas gambar 12.3 MP, 100-6400 ISO range dengan 11 point autofocus serta fitur-fitur seperti Scene Recognition with Face Detection, Live View AF, dan Active D-Lighting. Keunggulan lainnya dari kamera ini adalah kemampuannya untuk mengambil video dalam format HD pada 24 frame per detik (720p/24fps).

Harga Nikon D5000 sendiri berdasarkan keterangan resminya adalah sekitar $849.95, disertai dengan lensa AF-S NIKKOR 18-55mm f/3.5-5.6G VR. Untuk pasar Indonesia harganya mungkin berkisar Rp 8juta- Rp 9.5juta. Biarpun katanya kamera DSLR dengan harga yang terjangkau, tapi tetap mahal juga ya. Hehe. Penghasilan dari bisnis online harus sering-sering ditabung nih kalo mau beli kameranya.





NIKON D90

Kamera DSLR baru Nikon D90 ini menggunakan sensor CMOS format DX 12,3 megapixel dengan sistem self-cleaning, dan prosesor EXPEED mutakhir, lengkap dengan mode Live View, fitur otofokus sekaligus mendeteksi kontras dan wajah. Monitor LCD 3” high-angle 920k-dot-nya sama dengan milik D3 dan D300.



Fitur menonjolnya adalah mode rekam video, yang sekaligus menjadikannya sebagai kamera DSLR pertama di dunia yang bisa merekam video dengan kualitas High Definition. Untuk video, D90 mampu merekam pada resolusi sampai 1280x720 pixel pada 24 fps dengan audio mono. Hasil rekaman disimpan dalam bentuk kompresi Motion AVI. Mode video ini memanfaatkan full matrix metering agar exposure-nya akurat, dan tentu saja saat merekam video lensanya juga bisa di-zoom.

Fitur menarik lain yang merupakan ‘warisan’ dari DSLR Nikon yang lebih advanced adalah sistem Scene Recognition (populer di D3 dan D300). Sistem ini menggunakan sensor khusus 420-pivel RGB untuk menganalisis scene dan informasi warna dari subjek yang sedang difoto. Berdasarkan pembacaan tersebut, kamera lalu mengoptimalkan fokus, exposure dan white balance tepat sebelum tombol rana ditekan.

Fitur lainnya adalah sistem otofokus Multi-CAM100 11-point yang mencakup 3D subject tracking, kisaran sensitivitas 200 - 3200 ISO (100 dan 6400 juga tersedia pada mode Lo dan Hi), 4.5fps continuous shooting, kendali gambar dengan enam pre-set tone balance settings, dan in-camera image re-touching tools. Menurut Nikon, batere kamera bisa bertahan sampai 850 bidikan, dengan waktu start-up  0,15 detik dan waktu respon rana 65-milidetik.(TCZ/hep)

Spesifikasi dasarnya :
# Newly designed Nikon DX-format CMOS image sensor with wide ISO sensitivity range with low noise
# EXPEED for smooth tones, rich colors and fine details
# Innovative D-SLR movie function: D-Movie
# Scene Recognition System integrated with Face Detection System
# Easy-to-use Live View mode
# Picture Control System: Customize the visual style of your images
# Active D-Lighting for smooth tone reproduction in high-contrast lighting
# Versatile practical 11-point AF system
# Bright pentaprism viewfinder featuring frame coverage of approx. 96%
# Advanced Scene Modes for superior image quality
# Extensive palette of in-camera Retouch Menus
# Engineered for precision and durability

Perkiraan harga pasar pada kamera ini bisa mencapai 11 juta.



NIKON D80 

Nikon D80 memang bukan kamera paling anyar di jajaran Nikonian. Karena posisi ini sekarang ditempati Nikon D95.
akan tetapi saya membahas kamera ini karena mungkin cocok untuk pemula (Seperti sayah..hehehhe) dan tidak perlu merogoh klocek yang terlalu banyak..

 Nikon D80 sendiri pertama keluar di Indonesia pada tanggal 9 Agustus 2006 sebagai penerus seri D70s. Dan karena sejak awal saya berniat memilih “agama” Nikon, maka walau di merk Canon ada EOS 450D yang sepertinya fiturnya lebih canggih (saya belum benar – benar mengamati siy,,,), pilihan saya tetap jatuh pada Nikon D80.

Dri info yang saya dapat dari beberapa website dan rekan saya di kantor tempat saya praktek, Nikon D80 Body Only sekarang sekitar Rp. 7.000.000,- pas. Dia waktu beli beberapa bulan yang lalu masih di harga Rp. 7.200.000,- Kalau sudah pakai lensa zoom 18-135 mm standar, kira – kira ya di harga Rp. 9.000.000,- Dengan budget segitu kita sudah cukup dipuaskan dengan kamera amatir yang beberapa fiturnya sudah seimbang dengan kamera pro (ada fitur image processing engine sehingga dapat melakukan retouch di kamera yang artinya tidak perlu pakai photoshop, fitur ini sama seperti di Nikon D2X yang versinya profesional).
Berikut beberapa fitur menarik dari Nikon D80:
  • Image sensor 10.2 MP dengan DX format CCD (crop factor 1.5x, sama dengan D50, D70, D200)
  • Image processing engine (serupa dengan D200 / D2X)
  • Pengukuran cahaya dengan 3D Color Matrix Metering II, 420 pixel sensor (sama dengan D50)
  • 11-area AF system (serupa dengan D200)
  • Auto ISO
  • Shutter lag 80 ms
  • Viewfinder dengan Pentaprisma
  • Support SD-HC (SD cards di atas 2 GB)
  • Retouch foto dalam kamera
  • D-Lighting (shadow / highlight)
  • Red-eye reduction
  • Cropping
  • B/W dan filter lain
  • Small picture
  • Image overlay
  • Multiple-exposure
  • Bodi lebih kecil dan ringan dibandingkan D70/D70s
  • Menu yang efisien, seperti pada D200
  • Baterai lithium EN-EL3e (sama dengan D200)
  • Wireless flash terintegrasi (sama dengan D200)
  • Aksesoris battery grip (tidak tersedia pada D70/D70s)

Read more

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Saya adalah orang yang selalu ingin menggali ilmu tentang hal-hal yang menurut saya menarik. dan menurut saya hal menarik itu ada dalam ilmu MULTIMEDIA yg saya pelajari di sekolah saya.

Followers

Web hosting for webmasters